Titian Ilmu (Bagian 3)

Keutamaan ilmu dalam As Sunnah

Banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang keutamaan ilmu, namun dalam tulisan singkat ini kita sebutkan beberapa hadits saja.

Dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu darda’ Radhiallahu ‘anhu Ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((من سلك طريقا يبتغي فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة وإن الملائكة لتضع  أجنحتها رضاء لطالب العلم وإن العالم ليستغفر له من في السماوات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء وإن فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب إن العلماء ورثة الأنبياء إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر)).

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah telah membentangkan baginya jalan kesurga, sesungguhnya para malaikat meletakan sayap-sayap mereka (dengan) penuh keredhaan bagi penuntut ilmu, sesungguhnya penghuni langit dan bumi sekalipun ikan dalam air memohon ampunan untuk seorang alim, sesungguhnya keutamaan seorang alim diatas seorang ahli ibadah seperti keutaman (cahaya) bulan purnama atas (cahaya) bintang-bintang, sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskan emas dan perak, tetapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapat bagian yang cukup banyak.” (Hadits hasan lihgaihi, dirwayatkan oleh: At Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Majah, dll.).

Dalam hadits yang mulia terdapat beberapa keutamaan ilmu yang sangat agung sekali, pertama: jalan menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga, kedua: malaikat mencintai dan mendoakan para penuntut ilmu, ketiga: makhluk yang berada dilangit dan dibumi termasuk ikan didalam air memohonkan keampunan untuk penuntut ilmu, keempat: orang berilmu jauh lebih mulia dari seorang pelaku ibadah, kelima: penuntut ilmu adalah pewaris para nabi.

Ilmu adalah salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya, sekalipun tulang belulang pemiliknya telah hancur ditelan tanah namun pahala ilmunya yang diajarkannya tetap mengalir.

Sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

((إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاثة ؛ إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له)).

“Apabila anak adam meninggal terputuslah segala amalannya, kecuali tiga bentuk: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim).

Betapa agungnya keutamaan ilmu dalam hadits diatas, yang mana ilmu yang bermanfaat merupakan kekayaan yang tak akan sirna disisi Allah, sekalipun sipemiliknya sudah sirna dari alam yang fana ini.

Hal ini akan terasa sekali bila kita melihat gambaran kehidupan akhirat yang disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya yang mana manusia yang berbuat baik sekalipun akan menyesali amalannya dikarenakan begitu besarnya keuntungan yang diperoleh oleh orang yang beramal baik waktu hidup di dunia pada hari itu, sehingga orang yang mati syahid kalau bisa mereka dihidupkan kembali dan terbunuh dijalan Allah untuk beberapa kali, apalagi orang yang datang dengan amalan jelek pada hari itu akan lebih menyesal lagi, oleh sebab itu Allah kisahkan dalam kitabNya tentang permintaan orang kafir supaya mereka dihidupkan kembali untuk menghabiskan umur mereka dalam beramal baik.

Tapi lain halnya dengan orang yang menyebarkan ilmu mereka tampa meminta sekalipun pahala amalan mereka  tetap mengalir, apakah kita tidak merindukan hal seperti ini untuk diri kita?…

Ilmu adalah pintu untuk segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:

(( من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين))

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk kebaikan, Allah (berikan) pemahaman kepanya dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslm).

Kebaikan yang dimaksud dalam hadits ini adalah umum, mencakup segala kebaikan duniawi maupun ukhrawi, didunia ia akan diberikan kehidupan yang baik, selamat dari berbagai macam kesesatan dan kemungkaran, ia akan membawa kebaikan kepada segenap umat manusia yang berada disekitarnya, dari perkataan dan perbuatanya lahir nilai-nilai kebaikan, ia bagaikan air yang melepaskan kedahagaan dikala manusia haus, yang memadamkan api dikala manusia kebakaran, yang membersihkan noda dikala manusia belumur kotoran, adapun diakhirat kelak ia akan mendapat balasan kebaikan diatas segala kebaikan yaitu surga yang jauh lebih baik dari segala kebaikan dunia beserta segala isinya, betapa agungnya ilmu, sungguh beruntunglah orang-orang yang melakukan perjalanan dimuka bumi ini demi untuk mendapatkan ilmu.

Sebahagian para ulama salaf pernah berkata: “Barangsiapa yang tidak mengenal ilmu tidak berguna baginya banyak amalan, karena amal tampa ilmu hanya membawa kemudaratan, sesungguhnya kerusakan yang ditimbulkan oleh seorang yang beramal tampa ilmu lebih besar dari kebaikannya.”

=Bersambung insya Allah=

Penulis: Ustaz DR. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com

One thought on “Titian Ilmu (Bagian 3)

Leave a Reply to abu umar Cancel reply

Your email address will not be published.