Akidah Imam Syafi’i Tentang Khatamin Nubuwah (Seri 3)

  • Hadits ke 7.

عن أبي الطفيل رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لا نبوة بعدي إلا المبشرات”. قال: قيل: وما المبشرات يا رسول الله؟ قال: “الرؤيا الحسنة –أو قال –الرؤيا الصالحة.” رواه أحمد في المسند (5/454) وقال الهيثمي في المجمع (7/173): “ورجاله ثقات

Dari Abu Thufail رضي الله عنه, ia berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, “Tidak ada lagi kenabian sesudahku kecuali Al Mubasysyiraat. Lalu beliau ditanya: apa itu Al Mubasysyiraat Ya Rasulullah? Beliau jawab: mimpi yang baik.’”

Kandungan hadits ini mirip dengan kandungan hadits sebelumnya, akan tetapi ada perbedaan dari segi lafaz dan sahabat yang merawikannya.

  • Hadits ke 8.

عن أبي هريرة، رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “فُضلت على الأنبياء بست: أعْطِيتُ جوامع الكلم، ونُصِرْتُ بالرعب، وأحِلَّت لي الغنائم، وجعلت لي الأرض طهورا ومسجدا، وأرسلت إلى الخلق كافة، وختم بي النبيون”. رواه مسلم

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diberi enam keutamaan diatas segala nabi-nabi; aku diberi perkataan yang kaya makna, aku ditolong dengan persaan takut dalam jiwa musuh, dihalakan bagi harta rampasan perang, dijadikan bumi bagiku sebagai alat bersuci dan masjid, aku diutus kepada seluruh makhluk dan ditutup denganku segala nabi-nabi.”

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa diantara keutamaan dan keistimewaan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam diatas nabi-nabi yang lain ialah Allah menjadikannya sebagai nabi yang terakhir. Ajaran yang diembannya berlaku sampai datangnya hari kiamat.

  • Hadits ke 9.

عن ثوبان رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : “وإنه سيكون في أمتي ثلاثون كذابون كلهم يزعم أنه نبي وأنا خاتم النبيين لا نبي بعدي”. رواه مسلم

Dari Tsaubaan رضي الله عنه, ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, “Sesungguhnya akan terdapat ditengah-tengah umatku tiga puluh pembohong, masing-masing mereka mengaku bahwa dia nabi. Dan aku adalah penutup segala nabi, tidak ada lagi nabi sesudahku.”

Dalam riwayat lain berbunyi,

عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: “لا تقوم الساعة حتى يبعث دجالون كذابون قريب من ثلاثين كلهم يزعم أنه رسول الله”. رواه البخاري

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum muncul para Dajjal yang dusta jumlah mendekati tiga puluh orang, setiap mereka mengaku Rasulullah.

Dalam dua hadits ini terdapat beberapa paidah:

    1. Peringatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya tentang akan terdapatnya orang yang mengaku nabi sesudahnya.
    2. Peringatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya untuk tidak memppercayai orang yang mengaku sebagai nabi sesudahnya, karena itu adalah pembohong besar.
    3. Pernyataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau adalah penutup segala nabi.
    4. penjelasan tentang makna khatam annabiyiin, bahwa maknanya adalah tidak ada lagi nabi sesudahnya صلى الله عليه و سلم (( وأنا خاتم النبيين لا نبي بعدي.
    5. Bantahan terhadap ajaran ahmadiyah yang melencengkan makna khatam annabiyiin dengan makna cincin nabi-nabi.
    6. Orang yang mengaku menjadi nabi atau rasul setelah Nabi Muhammad adalah Dajjal diantara para Dajjal yang dusta.
    7. Para pendusta itu tidak hanya yang mengaku sebagai nabi termasuk juga yang mengaku sebagai rasul.
  • Hadits ke 10.

عن جبير بن مطعم رضي الله عنه، قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “إن لي أسماء: أنا محمد، وأنا أحمد، وأنا الماحي الذي يمحو الله تعالى بي الكفر، وأنا الحاشر الذي يحشر الناس على قدمي، وأنا العاقب الذي ليس بعده نبي.” أخرجاه في الصحيحين

Dari Jubair bin Muth’im رضي الله عنه, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Saya memiliki beberapa nama; saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Maahi yang Allah hapus kekafiran denganku, saya Al haasyir yang mana manusia di padang mahsyar bejalan dibelakangku, dan saya Al ‘Aqib yang tidak ada lagi sesudahnya nabi.”

Dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa diantara bukti tetang telah ditutupnya kenabian setelah Nabi Muhammad adalah dialikasikannya hal tersebut menjadi salah satu dari nama beliau صلى الله عليه و سلم. Dimana Allah memberi beliau nama Al ‘Aqib yang artinya orang yang tidak ada lagi sesudahnya nabi.

  • Hadits ke 11.

عن سعد رضي الله عنه أنه لما رسول الله صلى الله عليه و سلم خرج الى تبوك واستخلف عليا فقال أتخلفني في الصبيان والنساء قال: “ألا ترضى أن تكون مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه ليس نبي بعدي”. رواه البخاري ومسلم

Dari Sa’ad رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk perang Tabuk, beliau menyuruh Ali رضي الله عنه untuk sebagai penggantinya (di Madinah). Lalu Ali berkata: apakah engkau meninggalkanku bersama anak-anak dan para wanita. Beliau berkata: “Tidakkah engkau ridha dariku bagaikan Harun dan Musa. Hanya saja tidak ada nabi sesudahku”.

Disebutkan oleh para ulama hadits bahwa sebab muncul haduts ini adalah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskan Ali رضي الله عنه sebagai pengganti beliau di Madinah. Saat kaum muslimin keluar pergi berjihad bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Tabuk. Ketika itu Ali رضي الله عنه meras keberatan karena melihat begitu besarnya pahala jihad di jalan Alla. Disamping adanya berita bohong dari kaum munafiqin, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka sama Ali رضي الله عنه oleh sebab itu ia tidak boleh ikut berberang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersamanya. Untuk menepis itu semua Rasulullah menggambarkan bagaimana kedudukannya disisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ada beada antara Ali صلى الله عليه و سلم dengan Harun ’alahissalam, harun adalah nabi adapun Ali رضي الله عنه bukan nabi karena sudah tidak ada lagi nabi sesudah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

  • Hadits ke 12.

عن عقبة بن عامر رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لو كان بعدي نبي لكان عمر بن الخطاب”. (رواه أحمد والترمذي، وقال حديث حسن غريب و قال الشيخ الألباني : حسن)

Dari ‘Uqbah bin Amir رضي الله عنه, ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seandainya ada nabi sesudahku, maka ia adalah Umar رضي الله عنه.

Hadits ini juga menjelaskan kepada kita tentang tidak adanya nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya ada kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ia adalah Umar رضي الله عنه karena ia memiliki firasat yang sangat tajam dan sering diberi ilham dalam pandangannya.

  • Hadits ke 13.

عن أبي أمامة رضي الله عنه أن رسول الله ذكر الدجال فقال فإنه يبدأ فيقول أنا نبي ولا نبي بعدي ثم يثني حتى يقول : أنا ربكم وإنكم لم تروا ربكم حتى تموتوا (رواه الحاكم والطبراني وصححه الحاكم ووافقه الذهبي)

Dari Abu Umaamah رضي الله عنه bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang Dajjal, lalu beliau sebutkan: “Sesungguhnya pertama ia mengaku: saya nabi. (Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam): Dan tidak ada nabi sesudahku. Sampai ia akan mengaku: saya adalah tuhanmu. (Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam): Dan sesngguhnya kalian tidak akan melihat tuhan kalian sampi kalian mati.”

Dalam hadits ini Rasulullah memperingatkan umatnya akan bahaya Dajjal yang sebenarnya. Beliau menyebutkan syubhat-syubhatnya dan bagaimana mengahadapi syubhat-syubhat tersebut. Dianatara syubhatnya mengaku sebagai nabi, untuk menjawabnya adalah bahwa tidak ada lagi nabi lagi sesudah Nabi Muhammap صلى الله عليه و سلم. Kemudian syubhatnya mengaku sebagai tuhan, untuk menjawabnya adalah bahwa tuhan tidak bisa kita lihat sewaktu di dunia ini. Maka dari sini akan ketahuan bohong dan dustanya.

  • Hadits ke 14.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه و سلم قال:  كانت بنو إسرائيل تسوسهم الأنبياء كلما هلك نبي خلف نبي وإنه لا نبي بعدي”. رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adalah umat Bani Israil dipimpin silih berganti oleh para nabi. Setiap meninggal nabi diganti oleh nabi lain. Dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku.”

Dalam hadits ini ada penegasan tentang telah berakhirnya kenabian setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekalipun dari kaum Bani Israil tidak akan ada lagi nabi. Jika ada yang mengaku sebagai nabi maka itu adalah nabi palsu.

  • Hadits ke 15.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: ” نحن الآخرون ونحن السابقون يوم القيامة”. رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kita adalah umat yang terakhir (waktu di dunia) dan umat yang pertama (masuk surga) pada hari kiamat.”

Kadungan hadits ini menunjukkan bahwa tidak ada lagi umat nabi lain setelah umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena beliau adalah nabi yang terakhir maka umatnya adalah umat yang terakhir. Meskipun menjadi umat yang terakhir waktu di dunia, tetapi mereka memiliki keutamaan diatas umat-umat lain pada hari kiamat. Mereka umat yang pertama masuk surga.

  • Hadits ke 16.

عن ثوبان قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من خذلهم حتى يأتي أمر الله وهم كذلك ). رواه  مسلم

Dari Tsaubaan رضي الله عنه, ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Senantiasa akan terdapat dari umatku satu golongan yang berada diatas kebenaran. Tidak berpengaruh kepada mereka orang yang menentang mereka sampai datang keputusan Allah (hari kiamat) mereka tetap demikian.

Kadungan hadits ini mengisyaratkan kepada kita tentang kelanggengan dan kekekalan ajaran Nabi Muhammad sampai hari kiamat datang. Bahkan terdapat pernyataan yang amat tegas bahwa orang yang berada di atas kebenaran adalah orang senantiasa berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai hari kemudian. Disamping terdapat pula penjelasan bahwa sekelompok umat ini senantiasa akan berada diatas kebenaran. Maka umat ini tidak butuh kepada nabi baru karena ajarannya tetap terjamin kemurniannya sampai hari kemudian.

Berkata imam Ibnu Katsir: “Hadits-hadits tentang hal ini banyak sekali. Maka diantara rahmat Allah terhadap para hamba adalah diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka. Kemudian diantara kemulian yang diberikan mereka dalah telah ditutupnya segala rasul dan nabi dengannya, serta disempurnakan agama yang lurus untuknya. telah diberitakan Allah dalam kitab-Nya, juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sunnah yang mutawatir bahwasanya tidak ada nabi sesudahnya. Agar mereka mengetahui bahwa setiap orang yang mengaku mendapat kedudukan ini (kenabian) sesudahnya adalah pendusta yan bohong, dajjal yang sesat lagi menyesatkan. Meskipun ia memiliki hal-hal yang luar biasa, sulap, serta mempunyai macam-macam sihir, mantra-matra dan ketangkasan. Maka seluruhnya adalah nihil dan sesat menurut orang-orang yang berakal. Sebagaimana Allah memberi kemampuan kepada nabi palsu Aswad al ‘Anasy di Yaman dan Musailah Al Kazzaab di Yamamah dari tingkah-tingkah yang rusak dan kata-kata yang dingin. Dimana setiap orang yang memiliki akal-pikiran dan kecerdasan mengetahui bahwa mereka berdua adalah dusta lagi sesat. -semoga Allah laknat keduanya-. Demikian pula halnya setiap orang yang mengaku untuk itu sampai hari kiamat sampai ditutu dengan Al masiih Dajjal. Masing-masing mereka pendusta Allah ciptakan bersama mereka tanda-tanda sebagai bukti bagi ulama dan orang-orang beriman akan kedustaan apa yang mereka bawa. Ini adalah diantara bukti kasih-sayang Allah dengan makhluk-Nya. Karena mereka (para nabi palsu) secara realita tidak menyuruh kepada yang ma’ruf dan tidak pula mencegah dari yang mungkar kecuali dalam bentuk kebetulan saja. Atau karena mereka mempunyai maksud-maksud lain di dalamnya. Sehingga sampai pada batas kedustaan dan kekejian dalam perkataan dan perbuatan mereka. Sebagaimana firman Allah,

{ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ * تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ } الآية [الشعراء:221، 222]

“Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan- syaitan itu turun? Mereka turun kepada setiap pendusta lagi penggemar dosa.”

Sangat berbeda dengan para nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya mereka diatas batas kebaikan, kejujuran, petunjuk, istiqomah dan keadilan dalam apa yang mereka katakan, apa yang mereka lakukan serta apa yang mereka suruh dan mereka larang. Beserta mereka dibantu dengan mu’jizat-mu’jizat dan bukti-bukti yang nyata serta keterangan-keterangan yang jelas.”[1]

Berkata Imam Ibnu Abi ‘Izz, “Tatkala sudah diakui bahwasanya dia (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) adalah penutup segala nabi-nabi. Sudah diketahui bahwa orang yang mengaku sesudahnya mendapat kenabian maka ia adalah pendusta. Tidak bisa dikatakan: kalau yang mengaku nabi tersebut memiliki mukjizat-mukjizat yang luar biasa, bagaimana bisa ia dituduh dengan kebohongan? Karena kita meyakini hal ini tidak bisa digambarkan terjadi. Karena mengandaikan sesuatu yang mustahil. Karena Allah tatkala memberitakan bahwa dia (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) penutup segala nab-nabi, maka sangat mustahil akan datang seorang mengaku sebagai nabi tidak terlihat padanya tanda-tanda kebohongan.”[2]
=Bersambung Insya Allah=

Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com


[1] Lihat Tafsir Ibnu Katsir: 6/430-431.
[2] Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah: 166.

One thought on “Akidah Imam Syafi’i Tentang Khatamin Nubuwah (Seri 3)

  1. alhamdulillah, bisa melihat artikel ini, bisa membuka wawasan tentang pandangan Imam Syafii tentang penutup nabi

Leave a Reply

Your email address will not be published.