Akidah Imam Syafi’i Tentang Khatamin Nubuwah (Seri 4 – Selesai)

Kesesatan dan kedustaan ajaran Mirza Ghulam Ahmad (ahmaq).

Di artikel sebelumnya telah kita sebutkan tentang dalil-dalil yang menyatakan telah ditutupnya pintu kenabian.

Pada berikut ini marilah kita lihat kedustaan dan kesesatan salah satu ajaran nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq).

  • Mirza Ghulam ahmad pertama mengaku jelmaan dari arwah Imam Mahdi kemudian jelmaan arwah Nabi Isa ‘alaihissalam, kemudian jelmaan arwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terakhir mengaku menjadi nabi dan menerima wahyu sendiri.


Kesesatannya dalam beberapa poin berikut:

  1. Ini adalah langkah-langkah setan yang ia wahyukannya kepada Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq). Sehingga ia tidak mampu membedakan antara akidah Islam dengan ajaran khurafat reinkarnasi dalam agama Hindu.
  2. Tidak pernah dalam sejarah para nabi adanya nabi yang mengaku jelmaan dari nabi lain.
  3. Bagaimana mungkin dalam satu tubuh berkumpul roh yang berbeda-beda, kecuali menurut khurafat reingkarnasi.
  4. Menurut pengakuan Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) Roh Mahdi menjelma padanya. Sedangkan Mahdi itu sendiri belum muncul sampai sekarang, secara pasti di zaman Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) Mahdi itu belum lahir.
  5. Al Mahdi yang akan datang sebelum terjadi kiamat nanti berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu ’anhuma. Sedangakan Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) adalah orang India totok.
  6. Berikutnya mengaku sebagai nabi Isa ‘alaihissalam, sedangkan nabi Isa ‘alaihissalam menurut keyakinan Ahlussunnah sampai sekarang belum mati, tetapi diangkat oleh Allah kelangit. Ia akan turun pada akhir zaman dan membunuh Dajjal. Kalau benar ia sebagai Isa ‘alaihissalam sekarang Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) sudah mati, siapa yang membunuh Dajjal pada akhir zaman?
  7. Selanjutnya mengaku sebagai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini amat keliru lagi. Karena arwah para nabi berada ditempat yang paling mulia dan paling tinggi di alam Barzah. Tidak akan kembali kedunia yang fana ini, apa lagi menjelma pada tubuh orang yang keji dan kotor seperti Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq).
  • Mirza Ghulam ahmad mengaku menerima wahyu dalam bahasa Arab sedangkan ia dalah orang India totok.

Jika pengikut Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) mau berpikir sejenak, niscaya amat jelas kedustaan nabi palsu mereka. Karena Allah mengutus setiap rasul dengan bahasa kaumnya. Sebagaimana firman Allah,

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ} [إبراهيم/4]

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.”

Maka oleh sebab itu Allah menurunkan kitab Taurat dalam bahsa ‘Ibroniyah dan Injil dalam bahsa Siryaniyah.

Karena Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) bukan nabi, makanya ia hanya bisa menciplak dan membajak ayat-ayat Alquran.

  • Mirza Ghulam ahmad membela penjajah dan musuh-musuh Islam.

Bagaimana pengikut Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq) masih mengaku sebagai Islam sedangkan ia membela dan memuja musuh-musuh Islam. Pada hal Allah berfirman,

{لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ} [المائدة/57]

“Janganlah kamu mengambil jadi pemimpin, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik).”

{وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ}[المائدة/51]

“Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Masih banyak lagi kedustaan dan kesesatan ajaran Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq), yang tidak mungkin kita jelasan dalam lembaran dan kesempatan yang terbatas ini.

Suatu hal yang sangat menjadi keheranan dalam pola berpikir sebagian orang di akhir zaman ini. Ketika ada sindikat yang menjual produk palsu pasti akan mendapat hukuman sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Umpamanya bila ditemukan dipasar ada orang menjual barang palsu atau di apotik menjual obat palsu pasti semua orang akan mencela dan mengutuk pelakunya. Tapi mengapa ada sindikat yang menebar keyakinan dan agama palsu di tengah-tengah masyarakat justru ada pihak yang membelanya. Subahaanallah !!!.

Apa kata dunia bila ada orang yang memalsukan tanda tangan presiden Amerika, perdana menteri Ingris, pasti pelakunya akan dihukum berlipat ganda dari undang-undang yang berlaku. Tapi kenapa Amerika dan Ingris ikut membela pemalsu agama di atas nama agama lain. Sungguh perbuatan mereka adalah seburuk-buruk perbuatan manusia dalam mengambil sebuah keputusan. Kita tidak perlu heran kerena tiada dosa yang lebih besar dari sebuah kekufuran. Maka apa saja yang ingin mereka perbuat untuk orang lain tidak perlu ada pertimbangan. Katika mereka melihat hal tersebut dapat merugikan Islam tentu mereka pasti akan cari alasan dalam pembenarannya.

Apa kata DPR bila ada sekelompok masyarakat di tanah air ini mengaku sebagai penduduk Indonesia, akan tetapi memiliki presiden sendiri, UUD sendiri, ibu kota negara sendiri! Sekaligus menganggap orang yang tidak masuk kedalam kelompok mereka bukan orang Indonesia!. Jawabannya mungkin ada pada rumput yang bergoyang.

Apa kata menteri kesehatan bila ada orang yang menjual obat palsu di rumah sakit atau dokter gadungan membuka pratek pengobatan umum! Dengan alasan kebebasan berdikari. Apa kata menteri perdagangan bila ada orang yang menjual produk palsu di pasaran! Dengan alasan pasar bebas. Apa kata makamah konstitusi bila ada orang menjalankan undang-undang palsu di negara ini! Dengan alasan kebebasan berpendapat.

Pasti semuanya sepakat mengatan itu semua bukan kebebasan tetapi kebablasan dan kebiadaban.

Sesungguhnya apa yang difatwakan MUI dan apa yang dikatakan Menteri Agama tentang Ahmadiyah adalah wajar dan benar. Karena mereka Ahmadiyah menebar agama dan akidah palsu di tengah umat Islam.

Tapi satu hal yang mensti kita pahami sebagai umat Islam adalah jangan berbuat zalim, sekalipun terhadap orang di luar Islam. Kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintah dalam menindak setiap orang yang melanggar. Kepada pemerintah kami pesankan untuk sepakat dalam mengambil keputusan dan saling menghargai terhadap sesama instansi pemerintah dalam menentukan sebuah keputusan. Supaya masyarakat tidak bingung dalam mengambil pendapat. Ketika MUI telah berkerja sesuai dengan aturan yang berlaku pihak lain lain tidak perlu ngomong di media masa, baik secara instasi maupun perorangan. Bila ada kekeliruan seharusnya diadakan klarafikasi secara tatap muka tidak di ekspos di media masa.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca, kami berharap orang-orang Ahmadiyah untuk segera kembali kedalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam keturunan nabi Ismail ‘alaihissalam.
Wallahu ‘A’am

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلاأنت  وأستغفرك وأتوب إليك

Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Smejan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com

Leave a Reply

Your email address will not be published.