Titian Ilmu (Bagian 2)

Kemulian Ilmu dalam Al Quran

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam kitab-Nya yang mulia tentang ilmu dan macam-macamnya, suatu kali dalam bentuk pujian yaitu ketika menyebutkan tentang ilmu yang bermanfaat, suatu kali dalam bentuk celaan ketika menyebutkan tentang ilmu yang tidak berguna.

Bagian 2

  • Mencari ilmu yang bermanfaat adalah perintah Allah kepada Nabi yang paling mulia dan penghulu segala rasul, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana Allah perintahkan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu berdoa supaya ilmunya ditambah Allah, disebutkan Allah dalam firman-Nya yang mulia:

{وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْماً} (طـه: 114)

“Katakanlah (wahai Muhammad): Ya tuhanku!, tambahlah ilmuku.”

Perintah ini adalah ajaran kepada umatnya untuk tetap berusaha mencari ilmu yang bermanfaat, dan supaya berdoa selalu untuk mendapat ilmu tersebut, setelah melakukan usaha-usaha yang mendukung untuk tercapainya ilmu tersebut.

Hal ini direalisasikan sendiri oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupan beliau sehari-hari, sebagaimana yang diriwayakan oleh istri beliau Ummu salamah Radhiallahu ‘anhu:

عن أم سلمة –رضي الله عنها- أن النبي  صلى الله عليه وسلم كان يقول إذا صلى الصبح حين يسلم : ((اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا)) (رواه ابن ماجه : 1/297 (925).

Ummu Salamah meceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah mengucapkan salam saat selesai sholat subuh ia membaca (doa): ” Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada engkau ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik dan amal yang diterima.”

  • Allah memuji Orang yang berilmu, bahwa mereka adalah hamba yang paling takut kepada Allah.

Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah yang mulia:

{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ} (فاطر: 28)

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah para ulama.”

Diantara karismatik yang sangat menonjol dalam diri seorang yang berilmu adalah rasa takut kepada Allah, takut dari melanggar larangan Allah, takut dari meninggalkan suruhan Allah, takut terhadap azab dan siksaan Allah, sebagaimana mereka juga takut untuk berbicara tentang hukum-hukum Allah tampa ilmu yang dimiliki, rasa takut tersebut semakin memotifasi mereka untuk menggali ilmu agama dan untuk beramal dengan ilmu mereka serta menyampaikan ilmu tersebut kepada seluruh umat manusia.

Diantara sebab-sebab yang menyebabkan seseorang seringnya melanggar perintah Allah, adalah kerena jahil atau bodoh dengan hukum perbuatan tersebut, atau jahil dengan sifat-sifat Allah, atau jahil dengan ancaman dan azab yang akan ditimpakan terhadap orang yang melakukan perbuatan maksiat tersebut, atau jahil dengan pahala dan ganjaran yang dijanjikan Allah terhadap orang yang menjauhi perbuatan maksiat tersebut, atau jahil dengan hari akhirat (hari pembalasan), atau jahil dengan surga dan segala nikmat yang terdapat didalamnya, atau jahil dengan neraka dan segala macam azab yang terdapat didalamnya.

  • Allah mengangkat derajat orong-orang yang berilmu di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya.

{ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ}(المجادلة: 11)

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang diberi ilmu (diangkat lagi) beberapa derajat.”

Dalam ayat ini menunjukan kepada kita seorang muslim betapa eratnya hubungan antara iman dan ilmu, antara satu dan lainya tidak dapat dipisahkan.

Keimanan akan semakin meningkat nilainya apabila ditopang oleh ilmu, mencari ilmu yang bermanfaat adalah salah satu jalan untuk meningkatkan kuwalitas keimanan, begitu juga sebaliknya, ilmu akan semakin berguna apa bila membuatnya semakin tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.

Oleh karena itu, Allah katakan bahwa orang-orang yang berilmu adalah hamba yang paling takut kepada Allah.

Berikutnya ayat diatas juga menunjukkan tentang kemulian orang yang berilmu, dimana Allah mengangkat derajat mereka dihadapan manusia baik didunia maupun diakhirat kelak, kemuliaan mereka didunia terlihat disaat semua makhluk menyenangi dan mencintai mereka termasuk makhluk selain manusia, seperti malaikat dan binatang melata sekalipun, karena itu terdapat dalam sebuah hadist bahwa para malaikat melalang buana diatas bumi ini mencari tempat perkumpulan penuntut ilmu, ikan dilaut sekalipun memohon keampunan untuk para penuntut ilmu, meraka di tengah-tengah makhluk bagaikan pelita ditengah gelap gulita, seluruh lapisan umat membutuhkan mereka mulai dari rakyat jelata sampai kepada penguasa sekalipun, mereka tempat bertanya disaat pergi dan tempat memberi berita disaat kembali, itulah sebuah kata pepatah mengakatakan, mereka bagaikan matahari dikala siang dan bagaikan bintang dikala malam, di akhirat kelak mereka akan di tempat di tempat yamg amat mulia, ditempat yang tinggi, disurga yang keindahannya tidak pernah terlihat oleh mata dan tidak bisa dibayangkan dengan hati, ucapan selamat untuk anda wahai para penuntut ilmu.

=Bersambung insya Allah=

Penulis: Ustaz DR. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.dzikra.com

One thought on “Titian Ilmu (Bagian 2)

Leave a Reply

Your email address will not be published.